Entri yang Diunggulkan

Kisi-kisi PAS Sem 2 Tahun 2025

Doa Anak
Doa Keluarga
Pribadi
Maria

Latest Stories

Kisi-kisi PAS Sem 2 Tahun 2025

  • PILIHAN GANDA
  • ·       Pengertian Kitab Suci Perjanjian Lama
  • ·       Kitab Suci Perjanjian Lama dikelompokkan dalam empat bagian.
  • ·       Arti yang paling tepat menggambarkan pengertian bahwa Kitab Suci Perjanjian Lama dibentuk dari tradisi lisan yang panjang perlu dijelaskan.
  • ·       Kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan merupakan bagian dari suatu Kitab tertentu.
  • ·       Perjanjian Lama secara garis besarnya sesungguhnya mengisahkan sejarah iman bangsa Israel yang dapat terbagi menjadi dua bagian.
  • ·       Istilah Kanon Kitab Suci memiliki pengertian.
  • ·       Kitab Suci atau Alkitab agama Katolik terdiri dari beberapa bagian.
  • ·       Ada satu kitab yang tidak termasuk dalam kitab-kitab Taurat Musa.
  • ·       Tradisi berasal dari bahasa Latin “Traditio” yang memilliki arti tertentu.
  • ·       Salah satu alasan Bangsa Israel merindukan datangnya Mesias adalah suatu hal penting.
  • ·       Ada perumpamaan tentang Kerajaan Allah yang disampaikan Yesus, dan ada satu yang tidak termasuk di dalamnya.
  • ·       Salah satu inti Kerajaan Allah yang diwartakan oleh Yesus adalah sebagai berikut.
  • ·       Beberapa tradisi Gereja Katolik sudah tidak dipraktikkan oleh Umat.
  • ·       Ada hal-hal yang tidak termasuk sebagai bukti pengungkapan Tradisi Resmi Gereja Katolik.
  • ·       Ketika Yesus lahir di Betlehem, bangsa Israel dijajah oleh suatu bangsa.
  • ·       Bentuk perwujudan dari nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah masyarakat adalah sebagai berikut.
  • ·       Perjuangan Yesus dalam mewartakan Kerajaan Allah tampak dalam tindakan-Nya mengadakan mukjizat.
  • ·       Paham Kerajaan Allah yang percaya akan datangnya penghakiman Allah karena dunia ini sudah jahat dan akan digantikan oleh dunia baru merupakan pandangan tertentu.
  • ·       Agar pesan atau ajaran-Nya mudah diterima oleh para murid dan orang-orang yang mendengarnya, Yesus mengajar dengan menggunakan perumpamaan.
  • ·       Yesus menjelang sengsara-Nya bersama para murid pergi ke Yerusalem untuk merayakan Paskah.
  • ·       Yesus dijatuhi hukuman mati oleh Mahkamah Agama Yahudi karena Dia menyebut diri-Nya sebagai Anak Allah.
  • ·       Perjamuan malam terakhir bagi orang Kristiani merupakan penetapan Sakramen Ekaristi.
  • ·       Dalam Ibadat Jalan Salib, diceritakan bahwa ada seorang yang membantu Yesus membawa salib bernama Simon dari Kirene.
  • ·       Yesus berdoa kepada Bapa-Nya di Taman Getsemani dengan berseru, "Jikalau boleh, biarkan piala ini berlalu dari pada-Ku, tapi bukan kehendak-Ku melainkan kehendak-Mu lah yang terjadi."
  • ·       Yang diberikan ke mulut Yesus pada sebatang hisop yang dicucukan bunga karang adalah anggur asam.
  • ·       Ada seorang wanita yang menyertai Yesus saat memanggul salib menuju Golgota dan wanita itu mengusap wajah Yesus sambil menangis karena tidak tahan melihat Yesus menderita. Nama wanita itu adalah Veronika.
  • ·       Hari Raya Gerejawi yang berpusat pada sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus adalah Paskah.
  • ·       Mukjizat Yesus mempunyai arti Mesianis, yang menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias Raja yang dinanti Bangsa Israel.
  • ·       Makna kebangkitan Yesus bagi hidup iman kita adalah pemenuhan janji keselamatan Perjanjian Lama.
  • ·       Setelah kenaikan Yesus ke Surga, para murid dapat meneruskan karya pewartaan Yesus dengan bantuan Roh Kudus.
  • ·       Makna kebangkitan Yesus bagi hidup iman kita adalah pemenuhan janji keselamatan Perjanjian Lama.
  • ·       Setelah kenaikan Yesus ke Surga, para murid dapat meneruskan karya pewartaan Yesus dengan bantuan Roh Kudus.
  • ·       Berdasarkan kutipan Injil Yohanes 20:14-15, Yesus menampakkan diri kepada siapa?
  • ·       Pemahaman kebangkitan Yesus ini menyatakan bahwa kebangkitan Yesus merupakan peristiwa sejarah.
  • ·       Salah satu murid Yesus yang tidak percaya bahwa Kristus bangkit, kemudian ia mendapatkan kesempatan untuk memegang luka-luka Yesus langsung dalam pertemuan bersama para murid Yesus. Nama murid yang tidak percaya ini adalah Thomas.
  • ·       Pemahaman ini merupakan pemahaman Gereja tentang perbedaan Kenaikan Yesus ke Surga dengan Pengangkatan Maria ke Surga.
  • ·       Tindakan nyata yang dapat kita lakukan sebagai perwujudan Kerajaan Allah adalah sebagai pengikut Kristus, kita tetap terus berbuat baik walaupun banyak rintangan untuk mewujudkannya.

PERTANYAAN ESAI

·       Nama kitab yang ada dalam Alkitab Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama.

·       Pernyataan bahwa Magisterium adalah Wewenang Mengajar Gereja kepada Jemaatnya!

·       Paham Kerajaan Allah, yang dihayati oleh kelompok-kelompok orang Yahudi pada zaman Yesus!

·       Tiga unsur dalam penampakan Yesus!

·       Alasan mengapa Kristus bangkit menurut St. Thomas Aquinas.

 

KS Perjanjian Baru dan Tradisi Suci

RPP Bab III Sub C. Tradisi Gereja.pdf oleh Anton Nendro
RPP Bab III Sub B. KSPB.pdf oleh Anton Nendro



Menurut ajaran Katolik, Kitab Suci Perjanjian Baru adalah bagian dari Kitab Suci (Alkitab) yang berpusat pada pribadi, pesan, sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus Kristus. Gereja Katolik mengakui 27 kitab dalam Perjanjian Baru, sama seperti kebanyakan denominasi Kristen lainnya.

Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai Kitab Suci Perjanjian Baru menurut Katolik:

1. Inspirasi Ilahi dan Kanon Kitab Suci:

  • Gereja Katolik meyakini bahwa Kitab Suci, termasuk Perjanjian Baru, diinspirasikan secara ilahi oleh Allah. Ini berarti Allah adalah pengarang utamanya, meskipun Dia menggunakan penulis manusia yang bebas dan bertanggung jawab untuk menuliskan wahyu-Nya.
  • "Kanon Kitab Suci" adalah daftar lengkap tulisan-tulisan suci yang diakui oleh Gereja melalui Tradisi Apostolik. Untuk Perjanjian Baru, kanon ini terdiri dari 27 kitab. Proses kanonisasi ini berlangsung selama berabad-abad, dengan pengakuan resmi pada konsili-konsili awal Gereja (misalnya Konsili Hippo tahun 393 M dan Konsili Kartago tahun 397 M).

2. Tema Utama:

  • Tema inti dari Perjanjian Baru adalah Yesus Kristus. Kitab-kitab ini menyatakan kebenaran terakhir wahyu ilahi melalui hidup, ajaran, pelayanan, kematian, dan kebangkitan Yesus.
  • Perjanjian Baru juga menjelaskan tentang karya penebusan Kristus dan bagaimana Gereja perdana dijiwai dan digerakkan oleh kuasa kebangkitan-Nya.

3. Struktur dan Isi Kitab Perjanjian Baru: Perjanjian Baru terdiri dari 27 kitab yang dapat dibagi menjadi empat bagian utama:

  • Injil (4 Kitab):

    • Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Keempat Injil ini adalah inti dari seluruh Kitab Suci Perjanjian Baru. Mereka merupakan saksi utama kehidupan dan ajaran Yesus Kristus, termasuk kelahiran-Nya, pelayanan publik-Nya, mukjizat-mukjizat-Nya, wejangan-wejangan-Nya, kisah sengsara-Nya (penderitaan dan kematian-Nya), dan kebangkitan-Nya.
    • Injil Matius, Markus, dan Lukas sering disebut sebagai Injil Sinoptik karena memiliki banyak kesamaan dalam struktur dan isi, sehingga dapat dilihat "dalam satu pandangan".
  • Kisah Para Rasul (1 Kitab):

    • Kitab ini ditulis oleh Lukas (penulis Injil Lukas) dan menceritakan bagaimana para Rasul, khususnya Petrus dan Paulus, melanjutkan pewartaan Injil dan membangun Gereja perdana setelah kenaikan Yesus Kristus ke surga. Ini menggambarkan penyebaran Kekristenan awal.
  • Surat-surat (21 Kitab):

    • Terdiri dari berbagai surat yang ditulis oleh para pemimpin Gereja zaman dahulu kepada komunitas-komunitas Kristen atau individu-individu. Isinya berupa ajaran tentang prinsip-prinsip Injil, nasihat moral, dan cara hidup Kristiani.
    • Surat-surat Paulus (14 Kitab): Roma, 1 Korintus, 2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1 Tesalonika, 2 Tesalonika, 1 Timotius, 2 Timotius, Titus, Filemon, dan Ibrani. Surat-surat ini membahas doktrin Kristen, etika, dan masalah-masalah praktis dalam kehidupan gereja. (Beberapa sarjana tidak menganggap Ibrani ditulis oleh Paulus, tetapi Gereja Katolik secara tradisional mengaitkannya dengan lingkaran Paulus atau memiliki otoritas apostolik).
    • Surat-surat Umum/Katolik (7 Kitab): Yakobus, 1 Petrus, 2 Petrus, 1 Yohanes, 2 Yohanes, 3 Yohanes, dan Yudas. Disebut "umum" atau "katolik" (universal) karena ditujukan kepada Gereja secara lebih luas, bukan hanya kepada satu komunitas tertentu.
  • Wahyu St. Yohanes (1 Kitab):

    • Disebut juga Kitab Apokalips. Kitab ini menggunakan simbol dan gambaran untuk menceritakan intervensi Juruselamat Yesus Kristus dalam sejarah dunia, juga berbicara tentang kedatangan Yesus yang kedua kali, dan kemenangan akhir Allah atas kejahatan.

St Antonius Agung (251-356): Bapak Para Biarawan


SAAT adik perempuannya bergabung dengan kelompok perempuan yang hidup dalam doa dan kontemplasi, Antonius memutuskan untuk hidup sebagai seorang pertapa. Ia memohon kepada seorang pertapa senior untuk memberinya pelajaran hidup rohani. Antonius juga mengunjungi para pertapa lainnya agar ia dapat belajar tentang kebajikan-kebajikan yang paling utama dalam diri setiap pertapa. Kemudian, ia memulai hidupnya sendiri dalam doa dan tobat, sendirian hanya dengan Tuhan. Ia juga dikenal sebagai penyembuh penyakit menular, terutama penyakit kulit. Antonius Agung biasanya digambarkan sebagai seorang tua yang mengenakan pakaian hitam, membawa sebuah salib dalam bentuk T, dan kadang-kadang sebuah lonceng kecil disertai dengan babi. Peringatan Antonius Agung dirayakan tiap 17 Januari.

Ketika berusia 60 tahun, Antonius berharap dapat menjadi martir pada masa penganiayaan di bawah Kaisar Maximinus Daia di Alexandria. Tanpa rasa takut akan bahaya, ia memberikan dukungan moral dan material bagi mereka yang teraniaya di penjara. Setelah masa itu berakhir, ia kembali ke benteng Romawi kuno. Di sana, banyak orang mengunjunginya dan mendengar ajaran-ajarannya. Ia melihat kunjungan ini menjauhkannya dari ibadah. Akibatnya, ia pergi lebih lanjut ke Gurun Timur dari Mesir. Ia pergi ke padang gurun selama tiga hari, sampai ia menemukan mata air dan beberapa pohon palem, dan kemudian ia menetap di sana. Di tempat ini, sekarang berdiri Biara Santo Antonius Agung.

Kisah St Antonius Agung ditulis dalam bahasa Yunani oleh Athanasius dari Alexandria dalam biografi “Hidup Santo Antonius Agung”, yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Evagrius dari Antiokhia. Antonius sering dianggap sebagai pertapa pertama. Tetapi, dalam biografi dan sumber-sumber lain dijelaskan, ada banyak pertapa sebelumnya. Namun, ia dikenal sebagai pertapa pertama yang pergi ke padang gurun.

Semakin lama ia semakin peka akan penyelenggaraan Tuhan. Suatu saat, ia mendengar kutipan Sabda Yesus dari Kitab Suci: “Pergilah, juallah apa yang kau miliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga” (Mrk 10:21). Antonius menerima Sabda itu sebagai sapaan pribadi Tuhan dan jawaban-Nya atas doanya memohon bimbingan Tuhan. Ia menjual sebagian besar harta miliknya, menyisakan sedikit untuk menunjang hidup adiknya dan dirinya sendiri. Kemudian, ia membagi-bagikan uangnya kepada mereka yang membutuhkan.

Santo Antonius Agung dikenal juga sebagai Antonius Kepala Biara, Antonius dari Mesir, Antonius Pertapa, Bapa Antonius, dan Pastor Semua Biarawan. Ia adalah seorang Kristen yang kudus dari Mesir, pemimpin terkemuka di antara Bapa Gurun.

Saat berumur 55 tahun, ia mendirikan biara pertamanya, tidak jauh dari Aphroditopolis. Biara ini terdiri dari beberapa ruangan yang tersebar, masing-masing dihuni oleh seorang biarawan soliter. Antonius tidak tinggal di biara ini, namun ia sering mengunjungi mereka. Dia mengajarkan kepada para biarawan untuk memiliki keabadian.

Antonius pergi ke wilayah gurun di sebelah barat Alexandria. Di sana, ia tinggal sekitar 13 tahun. Dalam pertapaan, iblis menggodanya dengan memberinya rasa bosan, malas, dan hantu perempuan. Namun, ia mengatasi semuanya dengan kekuatan doa. Kemudian, ia pergi ke Padang Gurun Der el Memun. Di tempat itu, setan menggodanya lagi dalam bentuk binatang buas: serigala, singa, ular, dan kalajengking. Kali ini, kembali Allah memberinya kemenangan atas iblis.

Ketika merasa ajalnya sudah dekat, ia memerintahkan murid-muridnya untuk mengabdi kepada Santo Makarius. Ia memberikan satu jubah kulit domba untuk Santo Athanasius dan jubah kulit domba lainnya untuk Santo Serapion, muridnya.

Antonius dilahirkan di sebuah dusun kecil di Herakleopolis Magna, Mesir (251). Orang tuanya sangat kaya. Ayahnya adalah tuan tanah. Sayangnya, kedua orang tuanya tidak berumur panjang. Saat Antonius berusia 20 tahun, mereka meninggal dunia. Mereka mewariskan kepadanya harta warisan yang besar dan menghendaki agar ia bertanggung jawab atas kehidupan adik perempuannya.

Santo Antonius Agung wafat pada tahun 356. Sungguh luar biasa, ia hidup hingga usia 105 tahun tanpa sakit! Penglihatan dan giginya masih baik.

Beato Francesco Marto de Fatima (1908-1919): Saksi Mata Penampakan Bunda Maria di Fatima

Atas permintaan Sang Bunda, seorang anak laki-laki dan dua anak perempuan berlutut, memanjatkan doa rosario demi keselamatan dunia. Anak laki-laki tersebut adalah Francesco Marto de Fatima, yang lahir pada 11 Juni 1908 di Paroki Fatima. Ia merupakan putra dari pasangan Manuel Pedro Marto dan Olimpia de Jesus, serta saudara kandung dari Beata Yasinta dan Lucia, yang juga menjadi saksi peristiwa penampakan Bunda Maria di Fatima.

Francesco dikenal memiliki paras yang menarik. Ia adalah sosok yang berperasaan halus, rendah hati, sangat sabar, tidak banyak bicara, dan mencintai kedamaian. Di antara teman-temannya, ia dikenal sebagai anak yang menghindari pertengkaran dan keributan. Dalam kesehariannya, Francesco lebih memilih untuk berpikir dan mendengarkan daripada banyak berbicara atau menyombongkan diri. Kecenderungannya untuk lebih sering berdiam diri dalam keheningan daripada berada dalam keramaian menjadi ciri khasnya.

Menurut kesaksian Suster Lucia, satu-satunya saksi penampakan Bunda Maria di Fatima yang masih hidup hingga tahun 2005, Francesco memiliki kemiripan dengan Santo Fransiskus dari Assisi. Lucia menggambarkan Francesco sebagai pribadi yang menyukai puisi, mencintai binatang, dan memiliki kesucian hati. Ia juga menceritakan sebuah peristiwa ketika Francesco kembali ke rumahnya yang cukup jauh hanya untuk mengambil dua keping uang. Uang tersebut kemudian ia gunakan untuk membayar seorang anak kecil agar melepaskan seekor anak burung yang telah ditangkapnya.

Pada musim semi tahun 1916, di dekat Bukit Loca de Cabeco, seorang malaikat menampakkan diri kepada Francesco, Lucia, dan Yasinta. Malaikat yang tampak seperti seorang pemuda berusia 14-15 tahun itu menyampaikan pesan, “Jangan takut, aku adalah Malaikat Pembawa Damai. Marilah kita berdoa bersama.”

Penampakan malaikat yang kedua terjadi di kebun keluarga Lucia. Malaikat itu kembali memberikan pesan, “Teruslah berdoa, sebab dengan doa, Tuhan akan mengampuni dosa-dosa yang telah menyakiti hati-Nya. Jadilah pembawa damai bagi semua orang dan di mana pun kalian berada. Teguhlah dalam menghadapi setiap penderitaan dan tantangan.”

Pada hari Minggu, 13 Mei 1917, ketiga anak tersebut sedang bermain di Cova da Iria. Sekitar tengah hari, mereka melihat cahaya yang bersinar diikuti dengan gemuruh dan badai. Saat berlari menuruni lereng, mereka melihat seorang wanita yang berdiri di atas pohon holmoak kecil. Wanita itu mengenakan pakaian putih, dan tubuhnya memancarkan cahaya yang lebih terang dari matahari.

Bunda Maria berkata kepada mereka, “Aku datang untuk meminta kalian datang ke tempat ini selama enam bulan berturut-turut, pada tanggal 13, pada jam yang sama. Pada akhirnya, Aku akan memberitahukan siapa Aku dan apa yang Aku inginkan.”

Sejak penampakan pertama itu, Francesco, Lucia, dan Yasinta dengan tekun mendaraskan doa rosario dan melakukan berbagai pengorbanan setiap hari. Pada penampakan kedua, tanggal 13 Juni, mereka mulai melihat hati Bunda Maria yang dipenuhi duri. Hatinya terluka oleh kedurhakaan manusia dan merindukan pertobatan.

Dalam penampakan tersebut, Francesco melihat Lucia dan Bunda Maria turun ke bumi, sementara dirinya dan Yasinta naik ke surga. Penglihatan ini memberikan isyarat bahwa Lucia akan hidup lebih lama di dunia untuk menyebarkan devosi kepada Maria Imakulata.

Pada penampakan ketiga, tanggal 13 Juli, mereka diperlihatkan penglihatan mengenai dahsyatnya api neraka. Mereka juga diminta untuk terus berdoa bagi para pendosa dan jiwa-jiwa.

Sesuai dengan janjinya, Bunda Maria mengungkapkan jati dirinya pada tanggal 13 Oktober. Ia terus mengingatkan pentingnya mendaraskan doa rosario demi terciptanya perdamaian, terutama karena dunia saat itu sedang dilanda peperangan.

Ketika menyadari ajalnya semakin dekat, Francesco mengakui segala kesalahannya dan menerima komuni kudus. Ia juga mengucapkan Doa Fatima, yang hingga kini menjadi penutup setiap peristiwa dalam doa rosario: “Ya Yesus, ampunilah dosa-dosa kami, bebaskanlah kami dari api neraka, hantarkan semua jiwa ke dalam surga, terutama mereka yang sangat membutuhkan pertolongan-Mu.”

Beato Francesco menghembuskan napas terakhir pada tanggal 4 April 1919 akibat penyakit yang dideritanya. Proses beatifikasi dirinya dan Yasinta dimulai pada tahun 1979. Kemudian, pada tanggal 13 Mei 2000, Paus Yohanes Paulus II menganugerahkan gelar beato kepada keduanya.

Dom Justo Takayama (1552-1615): Seorang Martir dari Jepang

Sumber Ilustrasi: Yotube @catholicmartialartist

Di tengah banyaknya daimyo Jepang yang memilih untuk meninggalkan keyakinan Kristen mereka, terdapat seorang daimyo yang justru rela melepaskan tanah dan seluruh kekayaannya demi mempertahankan agamanya. Beliau adalah Dom Justo Takayama.

Dom Justo Takayama, yang juga dikenal sebagai Takayama Ukon, merupakan seorang daimyo beragama Kristen yang hidup pada masa pemerintahan Sengoku di Jepang. Ia lahir sebagai pewaris bangsawan Takayama Tomoteru, penguasa Puri Sawa di Provinsi Yamato. Semasa kecil, ia bernama Hikogoro. Pada usia 12 tahun, ayahnya memeluk agama Katolik, dan Hikogoro pun dibaptis dengan nama Justo. Kemudian, namanya berganti menjadi Shigetomo, namun pada akhirnya ia lebih dikenal dengan nama Takayama Ukon. Nama "Ukon" sendiri diambil dari istilah untuk pejabat Ukonoefu, sebuah jabatan pemerintahan yang umum digunakan sebagai nama di kalangan samurai.

Justo dan ayahnya berjuang keras melewati masa-masa sulit untuk mengamankan posisi mereka sebagai seorang daimyo. Ayah dan anak ini berusaha untuk mendapatkan kekuasaan atas Puri Takatsuki, baik di bawah kepemimpinan Oda Nobunaga maupun Toyotomi Hideyoshi, setidaknya pada tahun-tahun awal pemerintahan Hideyoshi.

Selama masa pemerintahan mereka di Takatsuki, Justo dan ayahnya, Dario, aktif memajukan kebijakan yang mendukung komunitas Kristen. Banyak rekan-rekan mereka yang berada di bawah pengaruh ajaran Kristen.

Namun, pandangan Toyotomi Hideyoshi terhadap agama Kristen sangat bertentangan. Pada tahun 1587, ia mengeluarkan perintah pengusiran bagi para misionaris. Sementara banyak daimyo memilih untuk mematuhi perintah ini dan meninggalkan agama Katolik, Justo dengan tegas menyatakan kesediaannya untuk kehilangan tanah dan hartanya demi mempertahankan imannya.

Untuk beberapa waktu, Justo hidup di bawah perlindungan teman-temannya. Akan tetapi, dengan adanya larangan baru terhadap agama Kristen yang dikeluarkan oleh penguasa saat itu, Tokugawa Ieyasu, ia akhirnya diusir dari Jepang. Pada tanggal 8 November 1614, bersama dengan sekitar 300 umat Kristen lainnya, ia meninggalkan tanah kelahirannya melalui Nagasaki. Setelah berlayar selama kurang lebih dua minggu, mereka tiba di Manila dan disambut dengan hangat oleh para Yesuit Spanyol dan penduduk asli Filipina.

Bangsa Filipina keturunan Spanyol bahkan menawarkan bantuan untuk menggulingkan pemerintahan Jepang dengan tujuan melindungi umat Kristen di sana. Namun, Justo menolak tawaran tersebut dengan berkata, "Aku tidak akan melawan dengan senjata atau pedang, tetapi dengan kesabaran dan iman sesuai dengan ajaran Tuhan dan Juruselamat saya, Yesus Kristus." Hanya berselang 40 hari kemudian, ia meninggal dunia karena sakit.

Pada masa itu, bangsa Spanyol menyebut wilayah Apco sebagai "Plaza Kuning" karena lebih dari 3.000 orang Jepang bermukim di sana. Plaza Dilao menjadi saksi bisu dari kota tua Paco, dan di sana berdiri sebuah patung Dom Justo Takayama. Patung tersebut menggambarkan Justo sebagai seorang ksatria perang dengan rambut terikat, membawa pedang yang mengarah ke bawah dengan sosok Yesus yang disalibkan tergantung di atasnya.

Ketika ia wafat pada tahun 1615, pemerintah Spanyol memberikannya pemakaman secara Kristen dengan penghormatan militer sebagai seorang daimyo. Ia tercatat sebagai Daimyo pertama yang dimakamkan di Filipina.

Takayama Ukon adalah figur yang menimbulkan berbagai pandangan. Kalangan Yesuit memandangnya sebagai pilar iman Kristen di Jepang. Sementara itu, sebagian orang Jepang, baik pada masa itu maupun masa kini, menganggapnya sebagai simbol kepalsuan di era Sengoku.

Meskipun menghadapi penganiayaan, Takayama dengan berani terlibat aktif dalam kegiatan Gereja dan misi. Ia telah menjadi saksi dan penanda penting dalam sejarah Jepang. Kesaksian hidupnya terus bergema hingga saat ini, menjadi pengingat akan Firman Tuhan yang ditujukan bagi semua bangsa, yang mengajak mereka untuk mengarahkan hati hanya kepada Allah Yang Esa dan Putra-Nya, Yesus Kristus.

Pada bulan November 2008, sebuah upacara beatifikasi untuk 188 martir Jepang diadakan di Nagasaki. Awalnya, Konferensi Waligereja berencana untuk memasukkan Takayama di antara para martir tersebut. Namun, pada saat itu, Vatikan belum mengakuinya sebagai martir. Kini, seiring dengan perkembangan teologi kemartiran, Kongregasi Vatikan untuk Penggelaran Kudus telah bersedia menerima Takayama sebagai seorang martir.

Doa Pagi (2) - Puji Syukur No. 49


Allah, Bapa kami yang ada di dalam surga, kami berterimakasih kepada-Mu karena hari yang baru ini. Berilah kami iman yang hidup, harapan yang kuat dan cinta yang ikhlas. 

Kami akan berusaha sungguh-sungguh agar segala pikiran, perkataan yang akan kami ucapkan pada hari ini, dan segala perbuatanku berkenan kepada-Mu. Dan bimbinglah kami dengan terang Roh Kudus-Mu agar kami semakin serupa dengan Yesus Kristus, Putra-Mu. 

Berkatilah keluarga kami dan semua orang yang akan kami jumpai hari ini. Berkatilah pula persaudaraan kami dengan mereka, agar menunjukkan kebaikan, seperti Engkau baik hati bagi semua orang. Semoga teladan Santa Perawan Maria dalam kesetiaan kepadamu dan keprihatinannya terhadap sesama menjadi semangat hidup kami pada hri ini. Ini semua kami mohon dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. (Amin.)

DUA KARAKTER KERAJAAN ALLAH



BACAAN INJIL DARI: 
Markus 4: 26-34

Lalu kata Yesus: ”Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba.” Kata-Nya lagi: ”Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.” Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.

DUA KARAKTER KERAJAAN ALLAH
Kerajaan Allah, sebuah anugerah ilahi yang tumbuh subur dari benih iman. Ia bagai embun pagi yang menyegarkan jiwa, namun juga ujian bagi kehendak manusia. Sikap kita terhadap anugerah ini akan menjadi penentu arah perjalanan hidup. Perbuatan baik dan buruk bagai benih yang ditabur, akan menuai hasil yang berbeda di masa depan.

Kebenaran tentang Kerajaan Allah seringkali dipandang remeh, seperti biji sesawi yang kecil dan tak berarti. Ia seperti biji sesawi, mungkin sesawi hitam atau putih yang mempunyai kontras unik. Bijinya sangat kecil, antara 1-3 milimeter. Namun, ketika tumbuh, tingginya bisa mencapai 3.000 milimeter, “sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya”. Burung-burung dari berbagai penjuru dunia datang mencari perlindungan di bawah naungannya, melambangkan beragam bangsa yang menemukan kedamaian dan kasih dalam naungan-Nya.

Kasih Allah tak terbatas, bagai samudra yang luas dan dalam. Ia menyelimuti seluruh umat manusia dengan kelembutan dan kasih sayang. Bagi mereka yang membuka hati, kasih Allah akan menjadi sumber kekuatan dan inspirasi, mengubah hidup mereka menjadi berkat bagi dunia.

INGIN MEMPERKENALKAN DIRI DI KJK? SILAKAN ISI GFORM DI www.kontakjodohkristiani.blogspot.com



Sengsara dan Wafat Yesus

RPP Bab V Sub A. Sengsara dan Wafat Yesus.pdf oleh Anton Nendro

Istilah "sengsara Yesus" merujuk pada serangkaian penderitaan fisik, emosional, dan spiritual yang dialami Yesus Kristus sebelum dan selama penyaliban-Nya. Penderitaan ini dimulai setelah Perjamuan Terakhir dan mencapai puncaknya di kayu salib.

Berikut adalah kronologi singkat dari sengsara Yesus:

  1. Perjamuan Terakhir dan Penetapan Ekaristi:

    • Yesus makan Paskah terakhir bersama murid-murid-Nya.
    • Ia menetapkan Ekaristi (Perjamuan Kudus), mengidentifikasikan roti dan anggur sebagai tubuh dan darah-Nya yang akan dikurbankan. Ini adalah simbolisasi penderitaan dan pengorbanan-Nya yang akan datang.
    • Ia mengumumkan bahwa salah satu dari mereka akan mengkhianati-Nya.
  2. Di Taman Getsemani:

    • Setelah Perjamuan Terakhir, Yesus pergi ke Taman Getsemani untuk berdoa.
    • Ia mengalami kesedihan dan penderitaan jiwa yang luar biasa, hingga peluh-Nya seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah (Lukas 22:44). Ia memohon kepada Bapa agar piala penderitaan ini dijauhkan dari-Nya, namun tetap menyerahkan diri pada kehendak Bapa.
    • Murid-murid-Nya, yang seharusnya berjaga dan berdoa bersama-Nya, malah tertidur.
  3. Penangkapan Yesus:

    • Yudas Iskariot, salah satu dari dua belas murid, datang bersama serombongan orang yang membawa pedang dan pentungan, dikirim oleh imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, dan tua-tua.
    • Yudas mengidentifikasi Yesus dengan sebuah ciuman, yang menjadi tanda penangkapan-Nya.
    • Petrus mencoba melawan dengan pedang, tetapi Yesus menegurnya.
    • Semua murid meninggalkan-Nya dan melarikan diri.
  4. Pengadilan-pengadilan:

    • Di hadapan Hanas dan Kayafas (Mahkamah Agama Yahudi):
      • Yesus dibawa pertama kali ke Hanas, mantan imam besar, kemudian ke Kayafas, imam besar yang menjabat.
      • Ia dituduh melakukan penghujatan karena mengakui diri sebagai Anak Allah. Banyak saksi palsu muncul, tetapi kesaksian mereka tidak konsisten.
      • Ia diludahi, ditampar, dan diolok-olok.
    • Di hadapan Pontius Pilatus (Gubernur Romawi):
      • Karena Mahkamah Agama tidak memiliki wewenang untuk menjatuhkan hukuman mati, mereka membawa Yesus kepada Pilatus.
      • Yesus dituduh menghasut rakyat, melarang membayar pajak kepada Kaisar, dan mengaku sebagai raja.
      • Pilatus, setelah menginterogasi Yesus dan tidak menemukan kesalahan padanya, mencoba membebaskan-Nya.
    • Di hadapan Herodes Antipas:
      • Pilatus mengirim Yesus kepada Herodes, yang merupakan penguasa Galilea, karena Yesus berasal dari sana. Herodes mengejek-Nya dan menyuruh-Nya mengenakan jubah kebesaran, lalu mengembalikan-Nya kepada Pilatus.
    • Kembali ke Pilatus dan Penjatuhan Hukuman:
      • Meskipun Pilatus ingin membebaskan Yesus, ia tunduk pada tekanan massa yang berteriak "Salibkan Dia!" dan memilih untuk membebaskan Barabas, seorang penjahat.
      • Pilatus mencuci tangan di hadapan orang banyak, menyatakan dirinya tidak bersalah atas darah Yesus, lalu menyerahkan Yesus untuk disalibkan.
  5. Pencambukan dan Pengolok-olokan oleh Prajurit:

    • Sebelum penyaliban, Yesus dicambuk dengan sangat kejam oleh prajurit-prajurit Romawi (flagelasi), yang menyebabkan luka-luka parah di seluruh tubuh-Nya.
    • Mereka mengenakan mahkota duri di kepala-Nya, jubah ungu, dan tongkat sebagai tongkat kerajaan, lalu mengejek-Nya sebagai "Raja Orang Yahudi."
  6. Memikul Salib:

    • Yesus dipaksa memikul salib-Nya sendiri menuju Golgota (tempat Tengkorak). Karena kelemahan fisik akibat penderitaan yang hebat, Simon dari Kirene dipaksa membantu-Nya memikul salib.

Wafat Yesus (Penyaliban)

Penyaliban adalah bentuk hukuman mati yang paling kejam dan memalukan di Kekaisaran Romawi, dirancang untuk menyebabkan penderitaan yang maksimal dan kematian yang lambat.

  1. Di Golgota:

    • Yesus tiba di Golgota, dan di sana Ia ditelanjangi dan dipakukan pada kayu salib.
    • Ia disalibkan di antara dua penjahat.
    • Prajurit membagi-bagi pakaian-Nya dan membuang undi untuk jubah-Nya.
    • Sebuah tulisan dipasang di atas kepala-Nya: "Yesus orang Nazaret, Raja Orang Yahudi" (INRI).
  2. Penderitaan di Salib:

    • Yesus menderita selama kurang lebih enam jam di kayu salib, dari jam sembilan pagi hingga jam tiga sore.
    • Ia dicemooh dan dihina oleh orang-orang yang lewat, para pemimpin agama, dan bahkan salah satu penjahat yang disalibkan di samping-Nya.
    • Ia mengucapkan Tujuh Perkataan di Salib, antara lain:
      • "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Lukas 23:34)
      • "Sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." (kepada penjahat yang bertobat, Lukas 23:43)
      • "Eli, Eli, lama sabakhtani?" (Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?, Matius 27:46)
      • "Aku haus." (Yohanes 19:28)
      • "Sudah selesai." (Yohanes 19:30)
      • "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." (Lukas 23:46)
  3. Kematian Yesus:

    • Pada jam tiga sore, terjadi kegelapan meliputi seluruh daerah dari jam dua belas siang hingga jam tiga sore.
    • Yesus berseru dengan suara nyaring, "Sudah selesai!" dan "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku."
    • Ia menyerahkan nyawa-Nya. Pada saat itu, tabir Bait Allah terbelah dua dari atas sampai ke bawah, bumi berguncang, bukit-bukit batu terbelah, dan kubur-kubur terbuka.
    • Seorang perwira Romawi yang melihat semua ini berseru, "Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!"
  4. Penurunan dari Salib dan Penguburan:

    • Untuk memastikan kematian-Nya (dan agar tubuh tidak tetap tergantung di salib pada hari Sabat), prajurit mematahkan tulang kering kedua penjahat di samping-Nya. Namun, ketika mereka datang kepada Yesus, mereka melihat bahwa Ia sudah mati, sehingga mereka tidak mematahkan tulang-Nya. Sebagai gantinya, seorang prajurit menusuk lambung-Nya dengan tombak, dan dari luka itu keluar darah dan air.
    • Yusuf dari Arimatea, seorang anggota Sanhedrin yang kaya dan murid Yesus secara diam-diam, meminta izin kepada Pilatus untuk menurunkan jenazah Yesus.
    • Bersama Nikodemus, ia mempersiapkan jenazah Yesus (membungkus dengan kain kafan dan rempah-rempah) dan meletakkannya di sebuah kubur baru yang dipahat dari batu di taman Yusuf sendiri.
    • Kubur itu ditutup dengan batu besar, dan para pemimpin Yahudi meminta Pilatus untuk menyegel kubur dan menempatkan penjaga.

Proses Kenaikan Yesus ke Surga

RPP Bab V Sub B. Kebangkitan & Kenaikan Yesus ke Surga - Pertemuan 3.pdf oleh Anton Nendro

Berikut adalah gambaran proses Kenaikan Yesus ke Surga menurut Agama Katolik:

  1. Periode 40 Hari Setelah Kebangkitan: Setelah kebangkitan-Nya pada hari Paskah, Yesus menampakkan diri kepada para murid-Nya selama 40 hari. Selama waktu ini, Ia memberikan banyak bukti bahwa Ia hidup, berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah, dan memberikan perintah-perintah terakhir kepada para rasul-Nya. Ini bukan sekadar penampakan sporadis, melainkan kehadiran yang disengaja untuk menguatkan iman mereka dan mempersiapkan mereka untuk misi yang akan datang.

  2. Perintah Agung dan Janji Roh Kudus: Sebelum Kenaikan-Nya, Yesus memberikan "Amanat Agung" kepada para murid-Nya, memerintahkan mereka untuk pergi ke seluruh dunia dan memberitakan Injil kepada segala makhluk (Markus 16:15). Ia juga menjanjikan pencurahan Roh Kudus kepada mereka, yang akan memberikan kuasa bagi mereka untuk menjadi saksi-Nya di Yerusalem, seluruh Yudea, Samaria, dan sampai ke ujung bumi (Kisah Para Rasul 1:8; Lukas 24:49).

  3. Lokasi Kenaikan: Menurut Kitab Suci, Kenaikan terjadi di sekitar Bukit Zaitun, dekat Betania (Lukas 24:50; Kisah Para Rasul 1:12).

  4. Peristiwa Kenaikan:

    • Pemberkatan: Yesus membawa murid-murid-Nya ke luar kota sampai dekat Betania. Di sana, Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. Tindakan pemberkatan ini menunjukkan bahwa Ia adalah sumber segala berkat dan bahwa berkat-Nya tetap menyertai Gereja-Nya.
    • Terangkat ke Surga: Sambil memberkati mereka, Yesus terpisah dari mereka dan terangkat ke surga. Mereka menyaksikannya terangkat, dan kemudian awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Ini menunjukkan bahwa kemanusiaan Yesus yang bangkit sepenuhnya masuk ke dalam kemuliaan ilahi dan berada di luar jangkauan pandangan mata manusia.
    • Duduk di Sebelah Kanan Bapa: Meskipun tidak disaksikan secara langsung dalam proses kenaikan, ajaran Katolik menegaskan bahwa Yesus "duduk di sebelah kanan Allah Bapa." Ini adalah ungkapan simbolis yang berarti bahwa Yesus telah menerima kemuliaan dan kekuasaan penuh dari Allah Bapa, memerintah atas segala sesuatu, dan bertindak sebagai Pengantara antara Allah dan manusia.
  5. Pesan Malaikat: Setelah Yesus terangkat, dua orang yang berpakaian putih (malaikat) menampakkan diri kepada para murid dan berkata: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke surga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke surga" (Kisah Para Rasul 1:11). Pesan ini memberikan pengharapan akan kedatangan Yesus kembali (Kedatangan Kedua atau Parousia).

Signifikansi Kenaikan Yesus dalam Ajaran Katolik:

  • Penyelesaian Karya Keselamatan: Kenaikan menandai bahwa Yesus telah menyelesaikan misi-Nya di bumi, yaitu penebusan dosa manusia melalui wafat dan kebangkitan-Nya. Ia kembali kepada Bapa sebagai Sang Pemenang.
  • Pemuliaan Kemanusiaan Yesus: Dengan Kenaikan-Nya, kodrat kemanusiaan Yesus (tubuh dan jiwa-Nya yang telah dimuliakan) diangkat ke dalam kemuliaan Allah Bapa. Ini berarti bahwa kemanusiaan kita, melalui Kristus, telah diangkat ke hadirat Allah.
  • Pembukaan Jalan ke Surga: Kenaikan Yesus adalah jaminan bagi umat beriman bahwa surga terbuka bagi mereka. Yesus pergi untuk menyediakan tempat bagi umat-Nya (Yohanes 14:2-3).
  • Awal Kehadiran Rohani: Kenaikan Yesus membuka jalan bagi pencurahan Roh Kudus pada Hari Raya Pentakosta. Meskipun Yesus tidak lagi hadir secara fisik, Ia hadir melalui Roh Kudus di dalam Gereja dan setiap umat beriman.
  • Kehadiran Yesus yang Universal: Dengan Kenaikan-Nya, Yesus tidak lagi terbatas oleh ruang dan waktu. Ia dapat hadir bagi semua orang di segala tempat dan waktu, terutama dalam sakramen-sakramen, Sabda Allah, dan persekutuan umat beriman.
  • Panggilan Misioner: Kenaikan Yesus memperkuat panggilan Gereja untuk terus mewartakan Injil ke seluruh dunia, menjadi saksi-saksi Kristus, dan membangun Kerajaan Allah di bumi.
  • Harapan akan Kedatangan Kedua: Kenaikan juga menjadi pengingat akan janji Yesus untuk datang kembali dalam kemuliaan untuk mengadili orang hidup dan yang mati.

Dalam liturgi Katolik, Hari Raya Kenaikan Yesus dirayakan 40 hari setelah Paskah, dan merupakan hari raya wajib bagi umat Katolik. Perayaan ini mengingatkan umat akan kemenangan Kristus dan harapan akan kehidupan kekal bersama-Nya di surga.

Kebangkitan Yesus: Sebuah Narasi Penuh Harapan

 

RPP Bab V Sub B. Kebangkitan & Kenaikan Yesus ke Surga - Pertemuan 1.pdf oleh Anton Nendro

Proses Kebangkitan Yesus

Kebangkitan Yesus adalah peristiwa sentral dalam agama Kristen, di mana Yesus Kristus dipercaya bangkit dari kematian pada hari ketiga setelah penyaliban-Nya. Proses kebangkitan ini, sebagaimana dicatat dalam Injil, tidak dijelaskan secara rinci mengenai "bagaimana" itu terjadi secara fisik, melainkan lebih pada "apa" yang terjadi dan "konsekuensi" dari peristiwa tersebut.

Berikut adalah gambaran proses kebangkitan Yesus berdasarkan narasi Alkitab:

Penyaliban dan Kematian

Yesus disalibkan pada hari Jumat (dikenal sebagai Jumat Agung). Setelah beberapa jam menderita di kayu salib, Yesus meninggal. Tubuhnya diturunkan dan diletakkan di sebuah makam baru yang dipahat dari batu, milik Yusuf dari Arimatea. Makam itu ditutup dengan batu besar dan dijaga oleh prajurit Romawi atas permintaan para imam kepala dan orang Farisi, yang khawatir murid-murid Yesus akan mencuri jenazah-Nya dan mengklaim Dia bangkit.

Hari Ketiga (Minggu Paskah)

Pada hari pertama setelah Sabat (Minggu pagi), beberapa perempuan, termasuk Maria Magdalena, pergi ke makam untuk meminyaki jenazah Yesus. Mereka menemukan bahwa batu penutup makam sudah terguling dan makam itu kosong.

Penampakan Malaikat

Di dalam makam, atau di dekatnya, para perempuan itu melihat malaikat (atau dua malaikat, tergantung pada Injil yang dibaca) yang memberitahu mereka bahwa Yesus tidak ada di sana, tetapi sudah bangkit. Malaikat-malaikat itu juga mengingatkan mereka akan perkataan Yesus sendiri bahwa Dia akan bangkit pada hari ketiga.

Kabar kepada Murid-murid

Para perempuan itu segera pergi untuk memberitahukan kabar luar biasa ini kepada murid-murid Yesus. Awalnya, murid-murid ragu dan menganggap cerita mereka sebagai omong kosong. Petrus dan Yohanes kemudian berlari ke makam dan menemukan kain kafan yang kosong, membenarkan sebagian dari cerita para perempuan.

Penampakan Yesus yang Bangkit

Setelah itu, Yesus menampakkan diri kepada Maria Magdalena sendirian, kemudian kepada murid-murid-Nya, dan juga kepada banyak orang lain selama 40 hari setelah kebangkitan-Nya. Penampakan-penampakan ini berfungsi sebagai bukti nyata bahwa Dia benar-benar hidup kembali. Dia makan bersama mereka, mengajar mereka, dan menunjukkan luka-luka penyaliban-Nya untuk meyakinkan mereka.

Kenaikan Yesus ke Surga

Empat puluh hari setelah kebangkitan-Nya, Yesus terangkat ke surga di hadapan murid-murid-Nya. Peristiwa ini dikenal sebagai Kenaikan Yesus.


Penting untuk diingat:

  • Alkitab tidak menjelaskan secara detail bagaimana tubuh Yesus bertransformasi dari kematian menjadi kebangkitan. Fokusnya lebih pada fakta bahwa Dia bangkit dan konsekuensi teologisnya.
  • Kebangkitan Yesus dipandang sebagai kemenangan atas dosa dan kematian, serta fondasi bagi harapan akan kehidupan kekal bagi orang percaya.

Yesus Memperjuangkan Kerajaan Allah

RPP Bab IV Sub A. Gambaran Tentang Kerajaan Allah pada Zaman Yesus.pdf oleh Anton Nendro
RPP Bab IV Sub B. Yesus Mewartakan & Memperjuangkan Kerajaan Allah.pdf oleh Anton Nendro


Pewartaan Kerajaan Allah adalah inti dari seluruh misi dan pengajaran Yesus Kristus. Ini bukan sekadar salah satu topik yang dia ajarkan, melainkan tema sentral yang merangkum hakikat kedatangan-Nya ke dunia.

Apa Itu Kerajaan Allah?

Kerajaan Allah, seperti yang diwartakan Yesus, bukanlah kerajaan politik atau geografis di bumi. Sebaliknya, ini adalah kedaulatan dan pemerintahan Allah yang merasuk ke dalam hati manusia dan terwujud dalam dunia. Ini adalah realitas yang sudah ada dan sedang datang secara bersamaan.

Beberapa aspek penting dari Kerajaan Allah:

  • Bukan Geografis, Melainkan Kedaulatan Ilahi: Kerajaan Allah bukanlah wilayah yang bisa ditaklukkan secara militer atau politik. Ini adalah pemerintahan Allah yang bersifat rohaniah dan etis, yang mengubah kehidupan dari dalam.
  • Sudah Hadir dan Akan Datang (Sudah-Belum): Yesus mengatakan bahwa Kerajaan Allah "sudah dekat" atau "sudah ada di antara kamu" (Lukas 17:21). Ini berarti dengan kedatangan-Nya, kuasa dan kehadiran Kerajaan itu sudah mulai terwujud. Namun, kedatangan penuh Kerajaan ini juga dinantikan di masa depan, pada kedatangan Kristus yang kedua. Konsep "sudah-belum" ini sangat penting dalam teologi Kristen.
  • Melibatkan Transformasi Hati: Memasuki Kerajaan Allah menuntut pertobatan, perubahan cara berpikir, dan kesediaan untuk mengikuti kehendak Allah. Ini adalah ajakan untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai Kerajaan: kasih, keadilan, pengampunan, dan kerendahan hati.
  • Berpusat pada Pribadi Yesus: Yesus tidak hanya mewartakan Kerajaan Allah, Dia adalah perwujudan dari Kerajaan itu sendiri. Melalui pengajaran-Nya, mukjizat-Nya, kematian-Nya, dan kebangkitan-Nya, Yesus menunjukkan kuasa dan kasih Allah yang adalah fondasi Kerajaan itu.

Bagaimana Yesus Mewartakan Kerajaan Allah?

Yesus mewartakan Kerajaan Allah melalui berbagai cara:

  • Pengajaran (Parabol dan Khotbah): Yesus sering menggunakan perumpamaan (parabol) untuk menjelaskan sifat-sifat Kerajaan Allah. Contohnya, perumpamaan tentang penabur, ragi, biji sesawi, dan harta terpendam, semuanya memberikan gambaran tentang bagaimana Kerajaan Allah bekerja dan tumbuh. Khotbah di Bukit (Matius 5-7) adalah ringkasan yang indah tentang etika dan nilai-nilai yang berlaku dalam Kerajaan Allah.
  • Mukjizat dan Tanda: Setiap mukjizat yang Yesus lakukan – menyembuhkan orang sakit, mengusir roh jahat, membangkitkan orang mati – adalah manifestasi nyata dari kuasa Kerajaan Allah yang mengalahkan kuasa dosa dan kejahatan. Mukjizat-mukjizat ini bukan hanya untuk menunjukkan kekuatan-Nya, tetapi juga sebagai tanda bahwa pemerintahan Allah sudah mulai aktif di dunia.
  • Teladan Hidup-Nya: Kehidupan Yesus sendiri adalah perwujudan Kerajaan Allah. Kasih-Nya kepada yang terpinggirkan, pengampunan-Nya kepada orang berdosa, kerendahan hati-Nya, dan ketaatan-Nya kepada Bapa adalah contoh nyata bagaimana hidup dalam Kerajaan Allah.
  • Pemuridan dan Pengutusan: Yesus memanggil murid-murid untuk mengikut Dia dan kemudian mengutus mereka untuk melanjutkan pewartaan Kerajaan Allah. Ini menunjukkan bahwa pewartaan Kerajaan ini adalah tugas yang berkelanjutan bagi para pengikut-Nya.