Sengsara dan Wafat Yesus

18.56 Kontak Jodoh Katolik 0 Comments

RPP Bab V Sub A. Sengsara dan Wafat Yesus.pdf oleh Anton Nendro

Istilah "sengsara Yesus" merujuk pada serangkaian penderitaan fisik, emosional, dan spiritual yang dialami Yesus Kristus sebelum dan selama penyaliban-Nya. Penderitaan ini dimulai setelah Perjamuan Terakhir dan mencapai puncaknya di kayu salib.

Berikut adalah kronologi singkat dari sengsara Yesus:

  1. Perjamuan Terakhir dan Penetapan Ekaristi:

    • Yesus makan Paskah terakhir bersama murid-murid-Nya.
    • Ia menetapkan Ekaristi (Perjamuan Kudus), mengidentifikasikan roti dan anggur sebagai tubuh dan darah-Nya yang akan dikurbankan. Ini adalah simbolisasi penderitaan dan pengorbanan-Nya yang akan datang.
    • Ia mengumumkan bahwa salah satu dari mereka akan mengkhianati-Nya.
  2. Di Taman Getsemani:

    • Setelah Perjamuan Terakhir, Yesus pergi ke Taman Getsemani untuk berdoa.
    • Ia mengalami kesedihan dan penderitaan jiwa yang luar biasa, hingga peluh-Nya seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah (Lukas 22:44). Ia memohon kepada Bapa agar piala penderitaan ini dijauhkan dari-Nya, namun tetap menyerahkan diri pada kehendak Bapa.
    • Murid-murid-Nya, yang seharusnya berjaga dan berdoa bersama-Nya, malah tertidur.
  3. Penangkapan Yesus:

    • Yudas Iskariot, salah satu dari dua belas murid, datang bersama serombongan orang yang membawa pedang dan pentungan, dikirim oleh imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat, dan tua-tua.
    • Yudas mengidentifikasi Yesus dengan sebuah ciuman, yang menjadi tanda penangkapan-Nya.
    • Petrus mencoba melawan dengan pedang, tetapi Yesus menegurnya.
    • Semua murid meninggalkan-Nya dan melarikan diri.
  4. Pengadilan-pengadilan:

    • Di hadapan Hanas dan Kayafas (Mahkamah Agama Yahudi):
      • Yesus dibawa pertama kali ke Hanas, mantan imam besar, kemudian ke Kayafas, imam besar yang menjabat.
      • Ia dituduh melakukan penghujatan karena mengakui diri sebagai Anak Allah. Banyak saksi palsu muncul, tetapi kesaksian mereka tidak konsisten.
      • Ia diludahi, ditampar, dan diolok-olok.
    • Di hadapan Pontius Pilatus (Gubernur Romawi):
      • Karena Mahkamah Agama tidak memiliki wewenang untuk menjatuhkan hukuman mati, mereka membawa Yesus kepada Pilatus.
      • Yesus dituduh menghasut rakyat, melarang membayar pajak kepada Kaisar, dan mengaku sebagai raja.
      • Pilatus, setelah menginterogasi Yesus dan tidak menemukan kesalahan padanya, mencoba membebaskan-Nya.
    • Di hadapan Herodes Antipas:
      • Pilatus mengirim Yesus kepada Herodes, yang merupakan penguasa Galilea, karena Yesus berasal dari sana. Herodes mengejek-Nya dan menyuruh-Nya mengenakan jubah kebesaran, lalu mengembalikan-Nya kepada Pilatus.
    • Kembali ke Pilatus dan Penjatuhan Hukuman:
      • Meskipun Pilatus ingin membebaskan Yesus, ia tunduk pada tekanan massa yang berteriak "Salibkan Dia!" dan memilih untuk membebaskan Barabas, seorang penjahat.
      • Pilatus mencuci tangan di hadapan orang banyak, menyatakan dirinya tidak bersalah atas darah Yesus, lalu menyerahkan Yesus untuk disalibkan.
  5. Pencambukan dan Pengolok-olokan oleh Prajurit:

    • Sebelum penyaliban, Yesus dicambuk dengan sangat kejam oleh prajurit-prajurit Romawi (flagelasi), yang menyebabkan luka-luka parah di seluruh tubuh-Nya.
    • Mereka mengenakan mahkota duri di kepala-Nya, jubah ungu, dan tongkat sebagai tongkat kerajaan, lalu mengejek-Nya sebagai "Raja Orang Yahudi."
  6. Memikul Salib:

    • Yesus dipaksa memikul salib-Nya sendiri menuju Golgota (tempat Tengkorak). Karena kelemahan fisik akibat penderitaan yang hebat, Simon dari Kirene dipaksa membantu-Nya memikul salib.

Wafat Yesus (Penyaliban)

Penyaliban adalah bentuk hukuman mati yang paling kejam dan memalukan di Kekaisaran Romawi, dirancang untuk menyebabkan penderitaan yang maksimal dan kematian yang lambat.

  1. Di Golgota:

    • Yesus tiba di Golgota, dan di sana Ia ditelanjangi dan dipakukan pada kayu salib.
    • Ia disalibkan di antara dua penjahat.
    • Prajurit membagi-bagi pakaian-Nya dan membuang undi untuk jubah-Nya.
    • Sebuah tulisan dipasang di atas kepala-Nya: "Yesus orang Nazaret, Raja Orang Yahudi" (INRI).
  2. Penderitaan di Salib:

    • Yesus menderita selama kurang lebih enam jam di kayu salib, dari jam sembilan pagi hingga jam tiga sore.
    • Ia dicemooh dan dihina oleh orang-orang yang lewat, para pemimpin agama, dan bahkan salah satu penjahat yang disalibkan di samping-Nya.
    • Ia mengucapkan Tujuh Perkataan di Salib, antara lain:
      • "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Lukas 23:34)
      • "Sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." (kepada penjahat yang bertobat, Lukas 23:43)
      • "Eli, Eli, lama sabakhtani?" (Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?, Matius 27:46)
      • "Aku haus." (Yohanes 19:28)
      • "Sudah selesai." (Yohanes 19:30)
      • "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." (Lukas 23:46)
  3. Kematian Yesus:

    • Pada jam tiga sore, terjadi kegelapan meliputi seluruh daerah dari jam dua belas siang hingga jam tiga sore.
    • Yesus berseru dengan suara nyaring, "Sudah selesai!" dan "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku."
    • Ia menyerahkan nyawa-Nya. Pada saat itu, tabir Bait Allah terbelah dua dari atas sampai ke bawah, bumi berguncang, bukit-bukit batu terbelah, dan kubur-kubur terbuka.
    • Seorang perwira Romawi yang melihat semua ini berseru, "Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!"
  4. Penurunan dari Salib dan Penguburan:

    • Untuk memastikan kematian-Nya (dan agar tubuh tidak tetap tergantung di salib pada hari Sabat), prajurit mematahkan tulang kering kedua penjahat di samping-Nya. Namun, ketika mereka datang kepada Yesus, mereka melihat bahwa Ia sudah mati, sehingga mereka tidak mematahkan tulang-Nya. Sebagai gantinya, seorang prajurit menusuk lambung-Nya dengan tombak, dan dari luka itu keluar darah dan air.
    • Yusuf dari Arimatea, seorang anggota Sanhedrin yang kaya dan murid Yesus secara diam-diam, meminta izin kepada Pilatus untuk menurunkan jenazah Yesus.
    • Bersama Nikodemus, ia mempersiapkan jenazah Yesus (membungkus dengan kain kafan dan rempah-rempah) dan meletakkannya di sebuah kubur baru yang dipahat dari batu di taman Yusuf sendiri.
    • Kubur itu ditutup dengan batu besar, dan para pemimpin Yahudi meminta Pilatus untuk menyegel kubur dan menempatkan penjaga.

0 comments: